Rabu, 16 November 2011

Sebuah Pilihan

Sebuah Pilihan

 Lilis Setiyorini

Suatu hari, seorang sahabat yang menjadi kepala sekolah sebuah SMA bercerita bahwa anak-anaknya lulus 100% dan sekolahnya mendapat peringkat yang membanggakan (5 besar se propinsi). Aku juga turut bahagia dan mengucapkan selamat kepadanya. Iseng kutanyakan,.... kira-kira kalau dianalisis, tingkat kejujurannya berapa persen ya??? Dia hanya tertawa sambil "njundu' kepalaku.

Sebuah pemikiran kupendam di otakku selama ini? Mengapa pengumuman peringkat sekolah tidak disertai dengan prosentase kejujurannya? Misalkan saja : SMA X mendapatkan nilai rata-rata UN 8,50 dengan tingkat kejujuran 10% atau...SMA Y mendapat nilai rata-rata UN 6,1 dengan tingkat kejujuran 92%. Tetapi apakah semua komponen pendidikan siap untuk mengungkapkan berapa persen tingkat kejujuran sekolahnya. Termasuk Menteri Pendidikan, siapkah mengungkapkan hasil analisis kejujuran ujian nasional.

Setidaknya... tiap-tiap sekolah pasti punya pilihan, mau nilai tinggi tapi gak jujur, atau mau nilai sesuai kemampuan siswa dengan tingkat kejujuran yang tinggi. Hanya saja, sekolah kadang-kadang harus memilih poin yang tidak sesuai dengan pilihan hati. Mungkin penyebabnya karena sistem yang menjadikan hasil UN sebagai acuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. (SMP, SMA)

Pertanyaannya sekarang, ingin di zona manakah kita.... merah, abu-abu, atau hijau?? Mampukah kita bertindak sesuai hati nurani?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar