Senin, 07 November 2011

Iseng : Rindu vs Carbon Monoksida (CO)

Rindu vs Karbon Monoksida (CO)
Iseng by Lilis

Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Seperti juga rindu yang tidak berwarna, tidak berbau, tiada seorangpun yang tahu.  Bedanya, ketika kita tengah merindukan seseorang, kita merasakan kepala yang berdenyut menahan rindu dan rangsangan untuk segera bertemu. 

Gas karbon monoksida keberadaannya sulit dideteksi, tetapi hati yang rindu mudah dideteksi. Indikator yang paling nampak adalah getaran di dada yang semakin lama semakin terasa kencang jika mengingat namanya.

Gas karbon monoksida sangat berbahaya bagi kesehatan, begitupun rindu yang tiada terobati. Pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan. Pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Begitupun perasaan rindu yang tengah menguasai hati dan pikiran. Pada kadar rendah, dapat menyebabkan sesak nafas dan pucat karena mengingat dia. Pada kadar yang tinggi, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan kewarasan. Segala hal akan dilakukan untuk melepaskan segala rindu yang ada. Bahkan matipun bukanlah sebuah pilihan yang sulit, asalkan dapat bertemu sang  pujaan hati.

Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Rindu dapat menjadi racun dalam kehidupan. Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Ingatan yang ada sulit melepaskan rasa rindu yang sudah menyesak di dada. Rasa yang ada bahkan bisa membuat sesak seolah kehilangan ruang dan waktu untuk berpikir rasional. 

Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi, proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, dan lain-lain. Penyebab dari perasaan rindu yang begitu bergelora adalah ketidak sempurnaan kesempatan untuk bersua atau saling berbagi cerita.

Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya, dengan reaksi. Hati yang merindu, harus diminimalis dengan katalisnya berupa kegiatan-kegiatan perintang waktu. Kegiatan yang ada diharapkan dapat meminimalis perasaan ingin bertemu dengan sang pujaan hati. Sehingga rasa rindu yang tak tersampai bisa menjadi alat bagi kita untuk meningkatkan produktivitas diri. Seperti keisenganku menulis tentang Carbon Monoksida ini ya???? (Edisi iseng)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar