Rabu, 16 November 2011

Hari Menghitung

Hari Menghitung

By Lilis Setiyorini

Hari Rabu! Wah,,,, hari ini aku harus masuk ke 5 kelas yang menjadi tanggung jawabku. Tetapi, di setiap kelas aku hanya mengajar selama 1 jam pelajaran (sekitar 40 menit). Untungnya, aku sudah menetapkan tema untuk hari Rabu yaitu "Hari Menghitung'.

Sebenarnya, kegiatan ini berawal dari keprihatinanku terhadap kemampuan menghitung anak-anak didikku. Sebagian anak-anakku mempunyai kemampuan menghitung yang baik, tetapi sebagian besar mempunyai kemampuan menghitung yang kurang. Aku masih belum melakukan penelitian secara mendalam tentang kemampuan menghitung anak-anakku. Tetapi pada kegiatan pembelajaran sehari-hari, aku dapat melihat bahwa sebagian besar anak-anakku memang agak lambat dalam proses menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat. Apalagi banyak anak-anak yang tergantung pada kalkulator dalam menghitung hasil operasi suatu bilangan. Tekatku semakin bulat ketika suatu hari Cak Tik, tetangga sekolahku yang punya jasa fotocopy bercerita bahwa ada anak kelas 7 yang memfotocopy 1 set lembar kerja (4 lembar) sebanyak 8 kali, ketika diminta menghitung berapa banyak lembar fotocopy malah kebingungan menghitungnya.

Hari Menghitung , begitu aku dan anak-anak menyebutnya. Pada hari itu, kegiatan pembelajaran yang aku lakukan adalah memberi anak-anak soal hitung-menghitung. Aku menyiapkan 4 tipe soal, mulai dari yang sangat mudah sampai yang lumayan rumit. Tetapi aku yakin, serumit apapun angka yang aku berikan, anak-anak bisa melakukan operasi hitungnya.

 Soal kuberikan dari yang tingkat kesulitannya rendah. Setelah menyelesaikan soal tipe A, baru boleh mengambil soal tipe B, seterusnya sampai semua tipe terjawab oleh anak. Setiap tipe aku beri 10 soal, kadang-kadang 5 soal. 

 Anak-anak antusias sekali melaksanakan kegiatan ini. Ternyata, jika mereka merasa bisa mengerjakan, maka mereka akan berlomba-lomba untuk menyelesaikan lebih cepat dari siswa yang lain. Apalagi setelah kegiatan, mereka bisa langsung mengetahui mana yang salah.

Tetapi, dalam pelaksanaannya, kita harus selalu membuat kesepakatan dengan anak-anak. Sebagai contoh untuk rabu kemarin, anak-anak meminta operasi penjumlahan, rabu ini anak-anak meminta operasi pengurangan, rabu depan, anak-anak meminta operasi perkalian antara 1 - 100. Hasil kerja siswa juga harus segera dikoreksi dan diberikan kepada anak-anak. Jika ada poin yang sebagian besar anak-anak melakukan kesalahan, maka kita harus segera memberitahukan pembenarannya. Pada akhirnya, kita harus selalu berprasangka positif   terhadap kemampuan anak-anak kita. 

Diperlukan kepedulian dan ketelatenan untuk memunculkan dan mengasah kemampuan mereka. Semangat!! Anak-anakku, aku yakin kamu bisa (Untuk anak-anakku di SMP Negeri 2 Benjeng)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar