Kamis, 27 Oktober 2011

LSBS

LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH

Lilis Setiyorini, SPd
SMP Negeri 2 Benjeng


Awalnya, saya mengenal istilah Lesson Study ketika mengikuti kegiatan Pembekalan Guru Pemandu Program Bermutu di Gresik pada tahun 2010. Kemudian saya mendapatkan pembekalan tentang Lesson Study pada saat Diklat Guru Pemandu yang diadakan oleh LPMP Jawa Timur. Salah satu program kegiatan yang harus kami laksanakan nantinya di  MGMP adalah mengadakan Lessson Study.
Mengapa Lesson Study dilaksanakan karena  tidak ada pembelajaran yang sempurna, selalu ada celah dari setiap pembelajaran yang kita lakukan, dan selalu ada celah untuk melakukan perubahan. Lesson Study diharapkan dapat mengubah guru untuk selalu terbuka,  mau menerima perubahan. Untuk meningkatkan budaya akademik dan kemampuan ber kolaborasi, dan meningkatkan kemampuan mengevaluasi diri dan melakukan inovasi pembelajaran. Selain itu juga merupakan sarana bagi guru untuk menghasilkan karya ilmiah, baik berupa case study, artikel ilmiah, maupun PTK.
Tidak semua guru mau melaksanakan Lesson study.  Diperlukan perubahan  sikap antara lain semangat  introspeksi diri, keberanian membuka diri untuk peningkatan kualitas diri, keberanian untuk  mengakui kesalahan diri sendiri,  keberanian untuk belajar dari orang lain, keberanian memberikan masukan yang jujur dan penuh penghormatan
Lesson Study  mengadopsi  dari  Jepang Jugyokenkyu. Lesson Study adalah suatu metode analisis kasus pada praktik pembelajaran, ditujukan untuk membantu pengembangan profesional para guru dan membuka kesempatan bagi mereka untuk saling belajar berdasarkan praktik-praktik nyata di tingkat kelas. Guru secara kolaboratif merumuskan tujuan pembelajaran & tujuan pengembangan siswa, merancang pembelajaran, melaksanakan dan mengamati Research Lesson, mendiskusikan untuk kemudian menyempurnakan dan membelajarkannya lagi di kelas lain.  Model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip prinsip kolegalitas (kesejawatan) dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.  Komunitas   yang saling bekerjasama untuk  mengatasi masalah-masalah pembelajaran  yang dihadapi oleh guru. Dengan Lesson Study diharapkan tidak terjadi pertentangan dan kecanggungan  antar rekan sekerja
Lesson Study dibagi menjadi tiga bagian: Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan dan observasi) dan See (refleksi) Pada bagian perencanaan, baik seorang atau sekelompok guru membuat rencana pembelajaran,   satu orang guru yang disebut gutu model melaksanakan pembelajaran berdasar berdasarkan rencana yang telah dibuat dan teman sejawatnya mengamati pembelajaran tersebut  dan mereka merefleksikan pembelajaran yang diamati bersama-sama.
Secara garis besar, ruh dari Lesson Study ada pada  kegiatan berbasis masalah dalam pembelajaran, perencanaan pembelajaran secara komunikatif secara kolaboratif dengan teman sejawat, implementasi perencanaan pembelajaran di kelas real, kemudian merefleksi hasil pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tindak lanjut program ini adalah melaksanakan di kelas masing-masing berdasarkan temuan-temuan yang ada dan alternatif-alternatif pemecahan masalahnya 
Tujuan   dari kegiatan Lesson Study adalah untuk perbaikan kualitas pembelajaran, perbaikan kualitas output ,  peningkatan ke profesional an guru, dan pada finalnya pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Ketika itu saya begitu pesimis. Terbayang berbagai kendala di depan mata. Apa mungkin diterapkan kegiatan Lesson Study ini di kelas? Apa nggak malah mengganggu proses pembelajaran di kelas itu? Apa tindak lanjut dari kegiatan ini? Bagaimana respon teman-teman guru yang lain? Tetapi, saya mencoba untuk berpikiran positif. Saya yakin, setiap program yang digulirkan, pasti  mempunyai nilai positif. Demi anak didik saya, saya harus membuka diri untuk melaksanakan Lesson Study Berbasis Sekolah.
Lesson Study??? Ayokkk!!!


2 komentar: