Rabu, 26 Oktober 2011

Case Study

Case Study
Besok,.....cara belajarnya gimana lagi, buk???
Oleh : Lilis Setiyorini, SPd
SMP Negeri 2 Benjeng

Hari ini, Sabtu 22 Januari 2011, saya melaksanakan PTK siklus ke 2 pertemuan ke 2. Saya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif numbered heads together. Semua perangkat pembelajaran, LKS dan alat-alat sudah saya siapkan. Tak lupa, disaku saya tersimpan beberapa bintang yang saya buat dari kertas karton.
Dari tiga pertemuan, saya mendapatkan hasil yang lumayan memuaskan. Selalu ada kenaikan rata-rata nilai siswa. Saya amati dan saya baca tabel pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat saya, ternyata prilaku anak-anak juga mulai berubah. Anak-anak antusias sekali menunggu waktunya pelajaran matematika.
Jam ke 3 pun dimulai. Saya dan teman Bu Etty dan Pak Pariadji segera menuju ke kelas IXA yang terletak di pojok barat.  Anak-anak sudah terbiasa dengan kehadiran dua teman saya di kelas ini.
Awal pertemuan didalam kelas saya  mengucapkan salam dan mengecek kehadiran sanak-anak. Tanpa diminta, ternyata anak-anak  sudah berada di dalam kelompoknya. Anggota  kelompok melekatkan kartu nomor sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Setelah siswa semuanya dalam keadaan siap, saya  mengingatkan rambu-rambu aturan main dalam pembelajaran model kooperatif NHT. Beberapa siswa menanyakan perolehan bintang yang didapat oleh kelompok mereka. Sampai hari ini, kelompok Pascal memperoleh bintang yang terbanyak. Wah......mereka senang sekali. Apalagi, display bintang itu segera saya pasang disamping papan tulis.
Saya  menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya. Sebelum saya  membagi LKS, guru meminta seluruh siswa berdiri dan bertepuk tangan terhadap situasi kelas IXA yang gembira tetapi tenang dan terarah.  Tanpa saya duga, Aris berteriak “Hidup bu Lilis!!!” Seluruh kelas bertepuk tangan. Saya gembira sekali.
Setelah itu saya  membagikan LKS untuk dibahas bersama-sama dalam kelompok. Segera kelas menjadi ramai tetapi terarah. Tidak ada anak yang diam atau asyik bermain sendiri. Semua anggota kelompok berdiskusi. Terdengar beberapa anak menerangkan materi LKS pada teman satu kelompoknya dengan bahasa mereka. Saya lihat, Dikey asyik menerangkan pada anggota kelompoknya.  Saya berkeliling pada semua kelompok dan bertindak sebagai fasilitator. Mereka saling bertanya satu sama lain  Seluruh siswa mengerjakan LKS, diskusi kelompok telah banyak dilakukan. Meskipun sambil bercanda, Adi Mulyo dan   Sodikun tetap antusias bertanya kepada teman yang lain.
Setelah waktu yang saya sediakan untuk  diskusi kelompok selesai, saya segera mengajak anak-anak untuk membahas materi yang ada di LKS. Saya  mengambil secara acak nomer dan nama kelompok dari kotak. Saya lihat wajah-wajah gembira dan cemas di wajah mereka.” Algebra  2” saya baca kertas yang saya ambil dari kotak. Seluruh kelas tertuju pada kelompok Algebra. Saya lihat Kristin berdiri sambil tertawa.  Saya mengambil kartu permasalahan dan membacakan. Ia mengambil spidol dan menerangkan di depan seolah-olah sedang menjadi guru bagi teman-temannya.  Dengan tenang, ia  memberikan penjelasan kepada seluruh siswa di kelas. Karena  permasalahan dan penjelasan yang diberikan benar dan sesuai, maka Kristin saya beri “tanda bintang” untuk kelompoknya.  Seluruh kelas bertepuk tangan. Kristin dengan bangga segera menempel bintang pada papan display kelompoknya. Saya  mengambil lagi  secara acak nomer dan nama kelompok dari kotak. “Pythagoras......5! Ha ha ha .... saya dengar tawa Agung sambil menunjuk kartunya ke atas. Seluruh kelas tertawa. Agung pun dengan gaya santainya segera menjelaskan permasalahan yang dia dapat. “Wis ngerti tah rek??” Tanyanya pada teman-temannya. Hajar rupanya menemukan kekurangan pada jawaban Agung. Dia segera menyampaikan apa yang menjadi kekurangan jawaban Agung. Karena keberanian dan ketelitian mereka, dua anak itu pun saya beri hadiah bintang. Merekapun segera meletakkan bintang di tempat kelompoknya. Pada pertemuan keempat ini ini, anak-anak antusias dan percaya  diri untuk menjelaskan permasalahan yang disampaikan guru. Tidak ada satupun anak yang keluar pada saat pembelajaran. Kegiatan ini berlangsung selama 20 menit. Sebenarnya, anak-anak masih ingin melanjutkan presentasi dan diskusi, tetapi waktu yang saya sediakan untuk kegiatan itu hanya  sekitar 20 menit.
Kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan evaluasi mandiri selama 25 menit.Saya harap-harap cemas terhadap hasil belajar anak-anak. Wah.....bagaimana hasilnya ya??  Setelah menyimpulkan pembelajaran hari ini, dan bertanya kepada perwakilan masing-masing kelompok tentang pelaksanaan pembelajaran hari ini, saya  memberikan penghargaan pada kelompok Pascal sebagai kelompok yang terbaik dalam diskusi dan hasil tes sebelumnya.
Akhirnya, saya akhiri pelajaran hari ini dengan memberikan aplaus pada seluruh kelas. Tiba- tiba saya dengar Hendra nyeletuk “Bunda........besok cara belajarnya gimana lagi??? Cari cara yang asyik lagi ya bun!!! Wah.......tantangan bagiku untuk menggali kratifitas, nich!!! Bagaimanapun hasil tesnya, setidaknya sekarang aku sudah tahu, pembelajaranku kali ini membuat anak-anak bersemangat dan gembira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar