Rabu, 26 Oktober 2011

Ceritaku

Meningkatkan Kemampuan dan Minat Siswa dalam Menghitung Bilangan Cacah dengan Permainan Tebak Angka

                Keprihatinan yang selama ini saya simpan adalah saat mendapati siswa-siswa saya kurang mampu dalam melakukan perhitungan sederhana. Padahal mereka sudah berada di kelas 9. Keprihatinan semakin bertambah kala menyadari bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di UNAS kan. Saya selalu mengatakan pada siswa-siswa saya bahwa standar kelulusan (SKL) tidak mungkin turun, tetapi setiap tahun selalu naik atau sama dengan tahun sebelumnya.
Siswa di kelas yang saya ampu memiliki kemampuan yang sangat beragam. Ada yang bisa menghitung dengan sangat cepat dan antusias sekali dengan pembelajaran yang saya lakukan , tetapi banyak juga yang seperti dikatakan oleh Bapak Anam Widodo, perkalian sederhana saja tidak bisa. Ada yang ogah-ogahan menghitung. Banyak siswa yang langsung menyerah jika merasa tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Saya sampai bertanya-tanya mengapa sebagian anak-anak saya mudah sekali menyerah. Atau itu karena saya kurang dalam memberikan motivasi, ya? Ternyata dari pengamatan dan tanya jawab yang saya lakukan dengan anak-anak, hal itu terjadi karena banyak diantara siswa yang kemampuan berhitungnya sangat kurang.
Untuk meningkatkan kemampuan dan minat menghitung siswa, saya mencoba permainan ”Tebak Angka” seperti yang dilakukan oleh pesulap Joe Sandy dalam ”The Master”. Kegiatan ini saya lakukan di kelas 9C tahun pelajaran 2009-2010 kemarin.
Awalnya, setiap anak saya minta untuk menyembunyikan/menyimpan sebuah angka. Angka tersebut bisa tanggal lahir, tahun lahir, nomor rumah, nomor Hp, atau yang lain. Untuk pemilihan angka apa yang harus disembunyikan dapat disesuaikan atau kesepakatan siswa. Kemudian angka itu saya minta untuk menambah, mengurangi, mengalikan atau membagi dengan angka tertentu.
Setelah itu saya menebak angka yang disembunyikan oleh siswa dengan meminta siswa menyebutkan hasil akhir dari perhitungannya.
Ternyata, ketika kita menebak dengan benar, banyak siswa yang meminta untuk melakukan permainan itu lagi. Siswa melakukan operasi hitung dengan gembira tanpa ada paksaan. Ketika dia menghitung salah, maka dia akan antusias untuk menghitung kembali dengan benar.
Kegiatan itu biasa saya lakukan pada awal pelajaran di kelas yang saya ampu kira-kira sekitar 10 menit. Baru setelah itu saya melanjutkan pembelajaran sesuai KD dan program semester.
Yang menjadi permasalahan, anak-anak selalu meminta permainan matematika. Saya sampai bingung mencari ide-ide baru agar anak-anak menyukai pembelajaran yang saya lakukan. Dengan harapan, jika anak-anak menyukai pembelajaran matematika yang saya lakukan, maka mereka bisa lebih mudah menyerap materi  matematika yang saya ajarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar