Jumat, 05 Agustus 2016

MEDIA MIKA KREATIF DAN HALMA KARTESIUS DI KELASKU



 MEDIA MIKA KREATIF DAN HALMA KARTESIUS DI KELASKU

Produk  dikembangkan untuk sebagai media pembelajaran Sistem Koordinat. Pada awal pembuatannya hanya papan kartesius, kartu koordinat, dan kancing.  Dengan Papan Koordinat dan kartu Kartesius, siswa secara berpasangan  bermain tebak-tebakan. Hal ini dilakukan untuk memahami tentang posisi titik terhadap sumbu X dan sumbu Y.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya (3 x 40 menit),  siswa menggunakan  papan kartesius, kancing, kartu koordinat , dan mika kreatif yang terdapat salib sumbu koordinat. Dengan media itu, siswa secara berpasangan bermain tebak-tebakan. Hal ini dilakukan untuk memahami posisi titik terhadap titik asal (0,0) dan terhadap titik tertentu.
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ( 2 x 40 menit), siswa menggunakan papan kartesius, kartu koordinat, dan mika yang terdapat gambar garis lurus. Dengan media itu, siswa secara berpasangan belajar tentang posisi garis terhadap sumbu X, terhadap sumbu Y, dan pada pengembangannya terhadap garis yang lain.
Atas inisiatif siswa, ternyata papan kartesius dan kancing itu bisa difungsikan seperti halma. Pada halma langkahnya hanya maju 1 langkah atau 2 langkah. Supaya permainan ini lebih menarik, menantang, dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap sistem koordinat kartesius, maka saya berusaha mengembangkannya. Untuk langkah kancingnya, saya menggunakan kartu koordinat. Supaya lebih menarik, kancing yang ada diganti dengan buah halma (bidak halma), kemudian meletakkan buah halmanya pada bidang segitiga yang sudah diberi warna menarik di setiap kuadrannya. Agar kegiatan terarah, dibuat aturan dan kartu pencatat kedudukan. Kartu ini untuk mengetahui apakah yang dilakukan siswa memang sudah sesuai atau masih salah
Kegiatan pertemuan keempat (3 x 40 menit), untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa, dalam proses pembelajaran, siswa secara berkelompok (4 orang) bermain Halma Kartesius. Permainan ini dilakukan selama 40 menit. Setelah permainan ini, setiap kelompok mempresentasikan pembelajaran apa saja yang mereka dapat pada permainan ini.
Dari kegiatan pertemuan ke 4 ini diperoleh beberapa masukan/perbaikan pada Permainan Halma kartesius ini, antara lain
1.      Papan Halma Kartesius perlu diperbesar serta diberi angka pada salib sumbunya
2.      Buah halmanya menggunakan buah yang agak besar, sehingga memudahkan penggunaan
3.      Kartu Koordinat perlu dibuat lebih besar
4.      Aturan permainan perlu diperbaiki, atau dibuat aturan yang berbeda-beda dengan menggunakan dadu sebagai giliran bermain dengan kesepakatan ganjil/genap, atau dengan seperti sebelumnya (giliran).
5.      Jika ternyata langkahnya melebihi papan kartesius yang ada, maka harus dibuat aturan yang jelas.
6.      Permainan harus dibatasi oleh waktu. Karena jika tanpa batas, maka dibutuhkan waktu yang lama
7     Penentuan pemenang dapat diperluas, bukan hanya pada batas segitiga yang dimaksud, tetapi dapat pula pada batas kuadran. Pemenangnya adalah pemain yang paling banyak memindahkan buah halma 

Penggunaan Halma kartesius dalam pendekatan scientific pada kurikulum 2013 ada pada tahap mengumpulkan informasi. Saat memasuki semester 1 tahun pelajaran 2014-2015, saya sudah  memberikan sebuah angket isian yang mengukur tentang minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Pada akhir pembelajaran, angket itu saya berikan lagi kepada siswa. (terlampir), Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil kedua angket tersebut

Diketahui terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada pernyataan-pernyataan positif tentang perasaan siswa terhadap pelajaran matematika, dan penurunan pada pernyataan-pernyataan negatif.



Dari keempat aspek minat yang diamati, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan minat yang tinggi terhadap matematika dengan menggunakan media pembelajaran mika kreatif dan permainan matematika halma kartesius.
 
Peningkatan minat ini berimbas pada peningkatan aktifitas belajar siswa. Dari hasil evaluasi yang diberikan guru, diperoleh hasil belajar yaitu 96,43% siswa (27 siswa) telah tuntas belajar. Dapat dikatakan kalau ketuntasan secara klasikal telah tercapai. 


Prestasi belajar itu merupakan hasil belajar yang membanggakan mengingat minat dan prestasi belajar matematika di kelas 7 tergolong rendah. Selain itu, kegiatan ini juga menyenangkan  & dapat meningkatkan sportifitas siswa.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar