Minggu, 08 November 2015

Surat Ayup buat Presiden



Meskipun saya guru matematika, saya hobby menyemangati anak-anak untuk mengembangkan bakatnya. Ketika ada lomba menulis surat buat presiden beberapa waktu lalu, saya menantang anak-anak untuk menulis. Anak saya bernama Ayup Kuswanto dan Rindi Muntiara bintang menjawab tantangan saya. Meskipun dengan malu-malu dan meminta tolong saya untuk memperbaiki beberapa kata, akhirnya surat mereka jadi dan saya kirim lewat pos. 
 
Kepada :
Yth.Bapak Presiden   Ir. Joko Widodo
di
tempat


Bapak  Presiden,  apa kabar ? Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Ayup Kuswanto. Saya siswa dari kelas 8 SMP Negeri 2 Benjeng. Apakah Bapak pernah mendengar nama Benjeng? Kadang-kadang, orang membuat plesetan Benjeng menjadi Beijing. Entah apakah ada riwayat sejarah kesamaan dengan Beijing Cina, saya tidak tahu. Benjeng adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur.

Bapak Presiden . . .
Ini surat yang saya buat dengan segenap hati dan pikiran saya. Saya berharap agar Bapak benar–benar mengetahui isi hati rakyat. Saya berharap, Bapak mendengar suara dari orang-orang di Indonesia tercinta ini, termasuk suara-suara rakyat yang tinggal di pelosok negeri ini. Dan  surat yang saya buat  khusus hanya untuk Bapak Presiden ini adalah suara dari pelajar yang berada di daerah terpencil.

Saya sebagai anak bangsa Indonesia, sering mendengar perkataan–perkataan dari mulut orang–orang tentang Indonesia ini. Banyak cerita tentang keindahan negeri ini. Banyak cerita tentang kesuburan negeri ini. Saya  sangat bangga menjadi anak Indonesia, Bapak. Tetapi  seringkali saya juga kecewa pada Indonesia. Dari berbagai media televisi dan koran yang saya baca, dari hari ke hari saya melihat,  Indonesia yang saya banggakan, Indonesia impianku menjadi Indonesia masalahku. Masalah di Indonesia yang seringkali datang bertubi – tubi, bagaikan pohon beringin yang dihujani dengan hujan yang sangat deras yang disertai hembusan angin sangat keras dan  petir yang menggelegar datang menyambar. Masalah yang banyak seperti perselisihan para tokoh politik, korupsi, kabut asap, nilai dolar meningkat, harga-harga yang tidak stabil,  krisis ekonomi masyarakat yang semakin parah, kesehatan penduduk belum teratasi, dan yang paling penting adalah pendidikan di Indonesia belum merata. Bagi saya, pendidikan itu sangat penting. Bagaimana kami bisa mengisi Indonesia Emas jika kami tidak mendapatkan pendidikan yang baik? Bagaimana kami bisa memperoleh akses pendidikan berkualitas jika pemerataan pendidikan belum kami dapatkan? Bagaimana kami bisa mewujudkan mimpi masa depan bangsa menjadi indah dan cerah bagaikan pelangi dan sinar mentari disiang hari jika anak–anak bangsa ini tidak mengenyam pendidikan? Akan jadi apa bangsa ini? Tanpa anak–anak bangsa yang berkualitas, saya gamang dengan keberadaan Indonesia dimasa depan, Bapak. Bapak Ibu Guru selalu memotivasi kami untuk belajar karena kami adalah Generasi Emas negeri ini. Tetapi jika keterbatasan biaya dari orang tua kami untuk melanjutkan sekolah, bagaimana kami siap untuk mengisi tahun-tahun emas itu, Bapak Presiden? Jangan-jangan, karena mahalnya biaya hidup saat ini, untuk melanjutkan ke SMA nantinya pun orang tua saya tidak sanggup karena uang yang ada sudah tinggal sisa-sisanya saja. Apalagi ke Perguruan Tinggi. Mendengar mahalnya biaya ke Perguruan Tinggi, saya merinding, Bapak. Terbayang betapa sulitnya saya meraihnya.

Please Bapak Presiden, saya tidak mau menjadi bagian dari keterpurukan Indonesia. Saya mau ambil bagian dari kecemerlangan Indonesia di masa depan. Oleh sebab itu, saya sangat berharap masalah yang ada di Indonesia saat ini bisa teratasi dan yang paling utama adalah masalah pemerataan pendidikan bagi seluruh anak negeri. Pemerataan pendidika mungkin bisa diatasi dengan adanya pendidikan gratis. Kalau tidak gratis 100%, dapat dimungkinkan dengan pendidikan berbiaya murah dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat. Dengan pendidikan berkualitas, saya yakin Indonesia bisa bebas dari masalah. Pada akhirnya Indonesia Masalahku benar-benar menjadi Indonesia Impianku, dan menjadi “Indonesia Gemilang, INDONESIA HARAPANKU”.

Hanya ini yang bisa saya sampaikan kepada Bapak Presiden. Jika ada kata – kata yang menyinggung perasaan Bapak saya meminta maaf yang sebesar – besarnya. Sekian dari saya, terima kasih.

Benjeng, 22 Oktober 2015
Hormat Saya



Ayup Kuswanto

2 komentar: